Sering teman-teman bertanya sama Zara : Mba darimana sih ide-ide nulisnya? :) Jawaban saya biasanya begini: dari kehidupan sehari-hari. Dari yang nyata-nyata aja. Jadi sama sekali bukan muncul dari khayalan atau imajinasi. Kalau pada akhirnya menjadi sebuah fiksi, itu karena saya harus menutupi sebagian realita (yang kurang berkenan bagi yang bersangkutan dan tidak ada manfaatnya untuk diketahui orang lain..:):)
Kenapa kita menyukai drama. Apakah itu dalam bentuk film, pagelaran teater atau bacaan/novel? Jawabannya sama seperti pertanyaan : mengapa cinta selalu ada dalam setiap karya-karya seni (tulisan, novel, film , lagu bahkan lukisan dan juga AGAMA) Karena drama dan cinta adalah bagian dari hidup kita. Ada dalam diri kita. Sehingga selalu kita tergiring untuk menyukainya. Suka karena ada persamaan dengan diri kita. Hakekat dan intinya sama. Bukankah dua orang yang punya kesamaan biasanya akan lebih mudah berkawan ? Ada ketertarikan dalam dua kesamaan. Organisasi-organisasi umumnya terbentuk sebagai sebuah kesatuan dari orang orang yang punya kesamaan. Demikian halnya sebuah negara dan keluarga, adalah persatuan dari orang-orang yang punya kesamaan.
Hidup adalah bagian dari cinta, demikian sebaliknya, tidak mungkin dipisahkan. Sebab hidup kita tidak ada tanpa Cinta orang tua dan yang terutama adalah Cinta Tuhan sang pencipta. Tidak mungkin Sang Maha menciptakan kita jika tidak dilandasi rasa cinta. Sekalipun misalnya, seorang bayi lahir sebagai hasil dari perkosaan atau hubungan semalam (bukan dari sepasang suami istri) yang tidak diharapkan kehadirannya... di dalam proses kelahiran itu tetap ada Cinta dari yang "memberi" kehidupan.
Cinta yang serba baik itu pada akhirnya menjadi bumerang, karena banyak kita lihat cinta justru menjadi cikal bakal kebencian, pertengkaran dan permusuhan. penderitaan muncul karena dalih Cinta. Kekasih yang cemburu, tega menyakiti orang yang dicintainya. Dalam banyak kasus kriminal ada istilah Crime of Passion , yaitu kejadian kejadian kriminal (penculikan, pembunuhan, perkosaan, KDRT) yang sebetulnya dikarenakan rasa cinta yang berlebihan. Inilah DRAMA. Drama yang muncul sbagai interaksi antara rasa hakiki itu dengan alam pikiran dan materi (dunia)
Di dalam agama Budha, disebutkan bahwa penderitaan itu datang dari keinginan. Termasuk keinginan untuk 'mencintai' dan 'dicintai". Jadi sebetulnya bukan CINTA yang menjadikan hidup ini menjadi drama yang sedih melainkan "keinginan" kita. Kita yang selalu haus akan Cinta. Mau memberi cinta pada si A, tapi ditolak, akhirya jadi benci, dendam kesumat, Berharap si B mencintai kita (sesuai dengan keinginan kita) tapi tak mendapatkan, akhirnya menderita,
Ketika CINTA mulai membutuhkan aturan dan "syarat" , ketika itulah cinta menimbulkan problema. Aturan dan syarat-syarat itu muncul dari hasil pemikiran kita. Dan pikiran itu terkontaminasi dengan alam sekitar kita , alam material, jasmaniah. Misalnya, di hampir setiap film-film, seorang pria selalu memberikan bunga atau perhiasan untuk membuktikan kesungguhan cintanya pada si wanita. Maka alam pikiran kitapun akan membentuk (dan menyimpan" MEMORY ADEGAN" itu. Pada saatnya akan membentuk citra/image yang akan membentuk "persayaratan" atau "keinginan" di benak kita. Bahwa kita ingin hubungan romantis kita dengan kekasih berakhir happy ending seperi citra/image yang kita serap dari tontonan film itu. Bahwa kesungguhan cinta dinyatakan dengan bunga dan hadiah (misalnya pada saat melamar ehem ehem..:):) Kemungkinan besar kita akan kecewa jika kemudian kekasih tidak membawa bunga atau perhiasan saat melamar melainkan dengan casual menyatakan niatnya sembari makan bubur ayam di kaki lima. Sungguh tidak romantis! Tidak sesuai dengan keinginan kita! tdak seperti image/citra yang tertanam alam benak kita! Dan karna tidak sesuai maka muncul keraguan dihati kita : Kok gini cara dia melamarku? Jangan jangan dia cuma main main, nda serius? kalo bener serius kenapa nda pake persiapan? bunga kek? Perhiasan kek?
Itu hanya salah satu contoh saja. Drama dalam kehidupan kita dan kaitannya dengan alam pikiran (harapan, keinginan, syarat) dan kehausan kita akan Cinta yang tak akan pernah selesai sampai kita kembali berpulang pada Sang Maha Mencintai. Bahkan seorang psikopatpun sebetulnya adalah manusia yang sangat haus akan cinta. Namun persyaratan cinta yang mereka miliki sangat berbeda dengan konsep cinta manusia "normal" umumnya. Sehingga mereka digolongkan menjadi "psikopat" karena beda dengan "Mayoritas" kita yang lain. Sungguh saya pribadi sangat berusaha menghindari "label" normal dan tidak normal karena in my humble opinion itu sangat relatif sifatnya. Lebih baik mengatakan "tidak umum" daripada "tidak normal" :):)
Kalau wanita HAUS akan cinta selama menjalani hidupnya, itu juga wajar. Karena kita datang dari cinta YANG MAHA BESAR (cinta Illahi). Wajar kalau di dunia kita selalu mencari cinta, mengumpulkan cinta sebanyak-banyaknya dan wajar pula kalau kita sering tidak puas dengan cinta yang ada dan kita miliki, sebab pada hakikatnya tidak ada yang bisa MENYAMAI apalagi MELEBIHI Cinta sang Maha Pencipta... darimana kita datang (asal kita).
Maka saat seseorang meninggal sering ditulis begini: Telah Meninggal DENGAN TENANG atau BERISTRAHAT DENGAN TENANG. Tenang karena sudah tidak lagi bergumul dengan DRAMA . Sudah tidak lagi haus akan Cinta, Sudah menemukan Cinta yang dicari, yang melimpah . Sudah kembali ke yang Maha Mencintai.
Hidup dengan CINTA yang tak bersyarat , yang hanya memberi tak mengharap balasan sangatlah sulit. Bahan nyaris tidak mungkin :) Yang ada hanyalah berusaha mengontrol seminimal mungkin rasa ingin kita. Ndilalah dengan begitu, drama hidup kita akan jauh dari pergolakan yang mengguncang rasa sedih. Satu hal yang sudah saya coba praktekan adalah : MEMBERI pada saat kita susah (bermasalah). Sungguh ajaib...bagaimana rasa susah/menderita itu jadi ringan saat kita (saya) melihat senyum bahagia dari orang yang menerima pemberian saya.... Kebahagiaan orang itu seperti menular, menyusup dalam hati saya lalu meringankan beban masalah yang sedang bertahta di hati saya itu.
Itulah DRAMA dan CINTA yang senantiasa ingin saya sampaikan (dalam bentuk fiksi) dalam tulisan-tulisan saya. Dunia / hidup sudah teralu padat dengan kesibukan dan masalah. berikanlah ruang dihati kita dan waktu narang sejenak untuk menyepi, membaca dengan tenang dan bergeser sesaat ke sebuah tempat bernama HENING. Pikiran perlu istirahat... dan yang bisa menyuruh sang otak untuk "istirahat sejenak berhenti mikir" hanyalah HATI. Your higher self.
Caledon, ON
Mendung Jagad Raya...