Chat with Zara

Semua tulisan di blog ini adalah milik Zara Zettira ZR, dilarang menggandakan tanpa seizin penulis. Untuk isi iklan dan widget yang digunakan dalam blog bukan merupakan tanggung jawab penulis.
Ketik nama di kolom join chat, kalau jodoh ya bisa ketemu dengan Mbak Zara. Kalau belum ketemu tidak apa-apa, tunggu jadwal chat online bareng nanti ya.

Senin, 10 Agustus 2009

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 7)

Sekelumit kisah bagian 6

Aku tak bisa bereaksi. Hatiku nyeri, bibir dan lidahku kelu. Aku bahkan tak lagi berniat menatap Evan. Kalau perlu ingin rasanya kuusir pengkhianat itu keluar. Bertahun - tahun aku hidup dalam kebohongan. Bertahun - tahun kuanggap dia pahlawan kekeluarga. Kuserahkan jiwa dan ragaku untuknya. Kuabdikan seluruh hidupku padanya. Bahkan kutinggalkan tanah airku karena cinta. Karena sumpah perkawinan yang kami ikrarkan bersama - sama dua belas tahun lalu di sebuah pura kecil di Lovina. Sumpah yang sekarang telah dia nodai hanya karena tergoda seketaris muda dan cantik. Karena Sofie. Aku yakin Sofie telah menceritakan semua pada Evan. Begitu mudahnya. Begitu kecil arti sumpah pernikahan itu baginya ternyata.

===================================

Teka teki ini bukannya makin jelas tapi justru semakin tak jelas juntrungannya. Made? Teman kuliahku? Di Kanada? Setahuku dia ada di Indonesia, bekerja disebuah kantor arsitek di Denpasar. Sudah sekian lama aku tak berhubungan langsung lagi dengannya. Kami hanya bertukar email sesekali. Mungkin hanya sebulan sekali. Dalam emailnyapun ia tak banyak bercerita. Sekedar silaturahmi menjaga hubungan baik saja, karena aku menitipkan rumah dan tanahku yang masih tersisa di Bali padanya. Untuk ditengoki dan dirawat. Hanya sebatas itu hubungan kami. 

Baca kelanjutannya di sini

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 7)


Posted using ShareThis

Selasa, 04 Agustus 2009

Catatan di Usia 40 :)

Singkat aja. Keinginan kita semua - manusia- kan intinya sama. Sehat walafiat, panjang umur, murah rejeki, murah jodoh yang semuanya sebetulnya hanya punya 1 makna yaitu : INGIN BAHAGIA.

Tetapi kebahagiaan kita itu kadang sifatnya selfish...maksudnya begini : kita merasa bahagia kalau semua keinginan / rencana kita terwujud/kita dapatkan. Kalau gagal atau merasa kecewa lantas tidak bahagia lagi.

Menyederhanakan kebahagiaan adalah hal yang sangat sulit karena menyangkut meredam/mengontrol keinginan yang teramat sangat sulit juga mengingat kita semua lahir dengan hasrat sehingga keinginan itu adalah bagian dari diri manusia.

Almarhum papa saya pernah bilang kalau angka usia 40 itu adalah titik baliknya manusia. Kata beliau, rata-rata usia hidup manusia itu 80 tahun (ada yg lebih dari itu baru meninggal ada juga yang kurang dari itu sudah meningal, jadi 80 dianggap rata 2 /average aja maksudnya :) Maka angka 40 ada di pertengahan. Saya masih ingat betul waktu itu saya tidak paham maksudnya. tetapi perkataan itu saya simpan seumur hidup saya, dan sekarang saya mengerti setelah saya menjalani yang 40 tahun itu.

Bahwasannya bab pertama hidup kita isinya adalah pembelajaran. Separuh lagi barulah hidup dalam arti kata yang sebenarnya. Separuh pertama usia hidup kita sebetulnya belajar memaknai hidup kita sendiri, agar separuh lagi dari hidup kita , kita bisa berkarya berdharma menyumbangkan apa yang sudah kita pelajari di separuh pertama hidup itu pada sesama (terutama yang lebih muda usianya)

Zara, insyallah akan berusaha menjaga jiwa tetap muda. Agar tetap bisa berkomunikasi dengan pembaca dan teman-teman yang masih muda muda bahkan ABG hi..hi.. Abg yang kenal Zara dari mamanya (mamanya seangkatan aku maksudnya lol) Dan cara Zara berbagi pengalaman hidup adalah dengan menggunakan talenta yang diberikan Allah pada Zara, yaitu : menulis. Insyallah pembaca bukan hanya membaca apa yang tersurat dalam karya-karya Zara tapi juga meresapi makna yang tersirat di dalamnya. Makna kehidupan yang sulit di uraikan dengan kata-kata manusia, tetapi bisa di ilustrasikan melalui jalinan cerita.

Bahwa dalam separuh pertama hidup Zara (dan kita semua) ada banyak pergumulan, penderitaan dan pengorbanan, semua itulah yang justru akan memperkaya ilmu kita. Ilmu menghadapi dan menyiasati kehidupan agar di separuh usia berikutnya kita insyallah bisa lebih matang dan menikmati HIDUP ITU SENDIRI (tidak trial error lagi maksudnya udah tau apa yg harus dilakukan kalo masalah-masalah datang)

Ulang tahun ke 40 ini menjadi spesial karena bertepatan dengan malam Bulan Purnama.

Terima kasih buat semua yang mengucapkan dan mendoakan Zara, yang nda bisa aku sebutkan satu persatu saking banyaknya. I believe in love...and love is what keeps us together. No matter how far away I am from my Tanah Air...my sahabat sebangsa... we are still looking at the same sun, moon and stars, ya kan? Jauh dimata dekat di hati. Jadi ijinkan Zara menyapa kalian semua lewat tulisan-tulisan Zara agar sampai di hati teman-teman semua...

Perjalanan belum selesai, dan tak akan pernah selesai karena tidak ada manusia yang sempurna :) Jadi aku juga biar udah 40 masih terus belajar. Menambah ilmu bathin agar semakin panjang sabarnya dan tak bersyarat ikhlasnya. Semakin jauh kita dari hasrat nafsu keinginan duniawi semakin dekat kita dengan Sang Pencipta.

Amin
Zara
Caledon, ON
Canada



4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 6)

Sekelumit kisah bagian 5

Dan kalau betul perselingkuhan itu ada, kalau analisa detektif Nancy benar, maka Sofie-lah yang telah menyakiti Enya secara tidak sengaja. Membunuh Zenon untuk mencoba membunuhku, lantaran rasa cemburu dan ingin memiliki Evan. Perselingkuhan itu telah membuatnya serakah dan tak cukup lagi memuaskan hatinya. Ia ingin merenggut Evan dariku, dari keluarganya. Ia ingin memiliki Evan untuk dirinya sendiri. Dan malam itu, sehabis meneguk beberapa minuman beralkohol di pesta, ia tak bisa menguasai perasaannya lagi. Ia mengikuti Evan kerumah, membidikkan pistolnya pada Zenon untuk membungkam anjing penjaga kami itu. Kemudian pengaruh alkohol itu juga yang mungkin membuatnya keliru membidik sasaran. Enya yang memang sangat mirip denganku jadi korban . Padahal yang sesungguhnya ingin dienyahkan oleh Sofie adalah diriku!

===========================

Matahari musim panas tak malu-malu menyinarkan teriknya ke tengah taman kota. Saat mencari parkir di pusat kota, baru kusdadari, betapa lamanya aku tak menyentuh daerah perkotaan ini. Daerah yang disebut “down town” , dipenuhi gedung-gedung pencakar langit. Jalanannya sempit dan kecil dengan arus lalu lintas yang padat. Mirip Jakarta dan kemacetannya. Mencari tempat parkirpun sulit dan kalaupun ada harus membayar cukup mahal. Lima belas dollar minimum untuk lima jam atau kira kira ekuivalen dengan sekitar seratus duapuluh ribu rupiah. 

Sejak gejala arteritis mulai menganggu kerangka tubuhku, aku jarang meluangkan waktu mendatangi pusat kota dimana kantor Evan berada. Aku tak mau menguras persediaan energiku untuk menyetir selama dua jam ke down town Toronto. Lebih dari semua itu, aku enggan mengotori paru-paruku dengan polusi kota besar ini. Bernafaspun rasanya sulit, dada terasa sesak terhimpit oleh bayangan gedung gedung pencakar langit di sekelilingku. Atau mungkin aku sulit bernafas karena pikiran-pikiran dan spekulasi yang memenuhi relung hatiku.

Baca lanjutan kisahnya di link ini

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 6)


Posted using ShareThis
Custom Search

ShareThis