Chat with Zara

Semua tulisan di blog ini adalah milik Zara Zettira ZR, dilarang menggandakan tanpa seizin penulis. Untuk isi iklan dan widget yang digunakan dalam blog bukan merupakan tanggung jawab penulis.
Ketik nama di kolom join chat, kalau jodoh ya bisa ketemu dengan Mbak Zara. Kalau belum ketemu tidak apa-apa, tunggu jadwal chat online bareng nanti ya.

Kamis, 24 September 2009

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 8 - TAMAT)

Sekelumit kisah bagian 7

“Si…siapa nama pria itu?” tanyaku getir.
“Made. Warga Negara Indonesia yang masuk ke Kanada dengan visa turis. Menurut pengakuannya, dia masih menyimpan cintanya pada anda. Dia tidak pernah berhenti mencintai Anda. Bertahun tahun ia hidup dalam penderitaan dan kemarahan. Kecemburuan melihat kebahagiaan ibu dan keluarga ibu. Lalu dihabiskannya semua tabungannya untuk menemui ibu dan mencoba mengakhiri hidup suami ibu. Made mengaku berniat membunuh Evan, suami ibu. Tapi tembakannya salah sasaran karena kehadiran Sofie”
“Tidak…tidak mungkin… tidak mungkin!” desisku perlahan dengan segala sisa kekuatan yang masih ada. Made, teman kuliahku dari Denpasar itu mencintaiku? Sejak kapan? Dia tak pernah bilang apa-apa. Tak juga pernah sekalipun menunjukkan sikap khusus padaku untuk menyiratkan isi hatinya.

======================================


Apakah ini semua salahku? Salahkah aku kalau aku tak bisa lagi menjaga penampilanku seperti dulu? Salahkah aku yang mengabdikan semua waktuku untuk mengurus keluargaku? Salahkah aku kalau penyakit arteritis merayapi dan menggerogoti kesehatanku? Salahkah aku Tuhan, kalau aku bukan lagi Ira yang dulu membuat Evan tergila - gila? Ira yang dulu membuat Evan rela menyeberangi samudra dan meninggalkan tanah airnya untuk hidup bersamaku. Salahkah aku yang karena cinta rela meninggalkan tanah airku?

Baca kelanjutannya di sini (Bagian terakhir alias TAMAT)


4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 8 - TAMAT)

Posted using ShareThis

Senin, 10 Agustus 2009

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 7)

Sekelumit kisah bagian 6

Aku tak bisa bereaksi. Hatiku nyeri, bibir dan lidahku kelu. Aku bahkan tak lagi berniat menatap Evan. Kalau perlu ingin rasanya kuusir pengkhianat itu keluar. Bertahun - tahun aku hidup dalam kebohongan. Bertahun - tahun kuanggap dia pahlawan kekeluarga. Kuserahkan jiwa dan ragaku untuknya. Kuabdikan seluruh hidupku padanya. Bahkan kutinggalkan tanah airku karena cinta. Karena sumpah perkawinan yang kami ikrarkan bersama - sama dua belas tahun lalu di sebuah pura kecil di Lovina. Sumpah yang sekarang telah dia nodai hanya karena tergoda seketaris muda dan cantik. Karena Sofie. Aku yakin Sofie telah menceritakan semua pada Evan. Begitu mudahnya. Begitu kecil arti sumpah pernikahan itu baginya ternyata.

===================================

Teka teki ini bukannya makin jelas tapi justru semakin tak jelas juntrungannya. Made? Teman kuliahku? Di Kanada? Setahuku dia ada di Indonesia, bekerja disebuah kantor arsitek di Denpasar. Sudah sekian lama aku tak berhubungan langsung lagi dengannya. Kami hanya bertukar email sesekali. Mungkin hanya sebulan sekali. Dalam emailnyapun ia tak banyak bercerita. Sekedar silaturahmi menjaga hubungan baik saja, karena aku menitipkan rumah dan tanahku yang masih tersisa di Bali padanya. Untuk ditengoki dan dirawat. Hanya sebatas itu hubungan kami. 

Baca kelanjutannya di sini

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 7)


Posted using ShareThis

Selasa, 04 Agustus 2009

Catatan di Usia 40 :)

Singkat aja. Keinginan kita semua - manusia- kan intinya sama. Sehat walafiat, panjang umur, murah rejeki, murah jodoh yang semuanya sebetulnya hanya punya 1 makna yaitu : INGIN BAHAGIA.

Tetapi kebahagiaan kita itu kadang sifatnya selfish...maksudnya begini : kita merasa bahagia kalau semua keinginan / rencana kita terwujud/kita dapatkan. Kalau gagal atau merasa kecewa lantas tidak bahagia lagi.

Menyederhanakan kebahagiaan adalah hal yang sangat sulit karena menyangkut meredam/mengontrol keinginan yang teramat sangat sulit juga mengingat kita semua lahir dengan hasrat sehingga keinginan itu adalah bagian dari diri manusia.

Almarhum papa saya pernah bilang kalau angka usia 40 itu adalah titik baliknya manusia. Kata beliau, rata-rata usia hidup manusia itu 80 tahun (ada yg lebih dari itu baru meninggal ada juga yang kurang dari itu sudah meningal, jadi 80 dianggap rata 2 /average aja maksudnya :) Maka angka 40 ada di pertengahan. Saya masih ingat betul waktu itu saya tidak paham maksudnya. tetapi perkataan itu saya simpan seumur hidup saya, dan sekarang saya mengerti setelah saya menjalani yang 40 tahun itu.

Bahwasannya bab pertama hidup kita isinya adalah pembelajaran. Separuh lagi barulah hidup dalam arti kata yang sebenarnya. Separuh pertama usia hidup kita sebetulnya belajar memaknai hidup kita sendiri, agar separuh lagi dari hidup kita , kita bisa berkarya berdharma menyumbangkan apa yang sudah kita pelajari di separuh pertama hidup itu pada sesama (terutama yang lebih muda usianya)

Zara, insyallah akan berusaha menjaga jiwa tetap muda. Agar tetap bisa berkomunikasi dengan pembaca dan teman-teman yang masih muda muda bahkan ABG hi..hi.. Abg yang kenal Zara dari mamanya (mamanya seangkatan aku maksudnya lol) Dan cara Zara berbagi pengalaman hidup adalah dengan menggunakan talenta yang diberikan Allah pada Zara, yaitu : menulis. Insyallah pembaca bukan hanya membaca apa yang tersurat dalam karya-karya Zara tapi juga meresapi makna yang tersirat di dalamnya. Makna kehidupan yang sulit di uraikan dengan kata-kata manusia, tetapi bisa di ilustrasikan melalui jalinan cerita.

Bahwa dalam separuh pertama hidup Zara (dan kita semua) ada banyak pergumulan, penderitaan dan pengorbanan, semua itulah yang justru akan memperkaya ilmu kita. Ilmu menghadapi dan menyiasati kehidupan agar di separuh usia berikutnya kita insyallah bisa lebih matang dan menikmati HIDUP ITU SENDIRI (tidak trial error lagi maksudnya udah tau apa yg harus dilakukan kalo masalah-masalah datang)

Ulang tahun ke 40 ini menjadi spesial karena bertepatan dengan malam Bulan Purnama.

Terima kasih buat semua yang mengucapkan dan mendoakan Zara, yang nda bisa aku sebutkan satu persatu saking banyaknya. I believe in love...and love is what keeps us together. No matter how far away I am from my Tanah Air...my sahabat sebangsa... we are still looking at the same sun, moon and stars, ya kan? Jauh dimata dekat di hati. Jadi ijinkan Zara menyapa kalian semua lewat tulisan-tulisan Zara agar sampai di hati teman-teman semua...

Perjalanan belum selesai, dan tak akan pernah selesai karena tidak ada manusia yang sempurna :) Jadi aku juga biar udah 40 masih terus belajar. Menambah ilmu bathin agar semakin panjang sabarnya dan tak bersyarat ikhlasnya. Semakin jauh kita dari hasrat nafsu keinginan duniawi semakin dekat kita dengan Sang Pencipta.

Amin
Zara
Caledon, ON
Canada



4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 6)

Sekelumit kisah bagian 5

Dan kalau betul perselingkuhan itu ada, kalau analisa detektif Nancy benar, maka Sofie-lah yang telah menyakiti Enya secara tidak sengaja. Membunuh Zenon untuk mencoba membunuhku, lantaran rasa cemburu dan ingin memiliki Evan. Perselingkuhan itu telah membuatnya serakah dan tak cukup lagi memuaskan hatinya. Ia ingin merenggut Evan dariku, dari keluarganya. Ia ingin memiliki Evan untuk dirinya sendiri. Dan malam itu, sehabis meneguk beberapa minuman beralkohol di pesta, ia tak bisa menguasai perasaannya lagi. Ia mengikuti Evan kerumah, membidikkan pistolnya pada Zenon untuk membungkam anjing penjaga kami itu. Kemudian pengaruh alkohol itu juga yang mungkin membuatnya keliru membidik sasaran. Enya yang memang sangat mirip denganku jadi korban . Padahal yang sesungguhnya ingin dienyahkan oleh Sofie adalah diriku!

===========================

Matahari musim panas tak malu-malu menyinarkan teriknya ke tengah taman kota. Saat mencari parkir di pusat kota, baru kusdadari, betapa lamanya aku tak menyentuh daerah perkotaan ini. Daerah yang disebut “down town” , dipenuhi gedung-gedung pencakar langit. Jalanannya sempit dan kecil dengan arus lalu lintas yang padat. Mirip Jakarta dan kemacetannya. Mencari tempat parkirpun sulit dan kalaupun ada harus membayar cukup mahal. Lima belas dollar minimum untuk lima jam atau kira kira ekuivalen dengan sekitar seratus duapuluh ribu rupiah. 

Sejak gejala arteritis mulai menganggu kerangka tubuhku, aku jarang meluangkan waktu mendatangi pusat kota dimana kantor Evan berada. Aku tak mau menguras persediaan energiku untuk menyetir selama dua jam ke down town Toronto. Lebih dari semua itu, aku enggan mengotori paru-paruku dengan polusi kota besar ini. Bernafaspun rasanya sulit, dada terasa sesak terhimpit oleh bayangan gedung gedung pencakar langit di sekelilingku. Atau mungkin aku sulit bernafas karena pikiran-pikiran dan spekulasi yang memenuhi relung hatiku.

Baca lanjutan kisahnya di link ini

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 6)


Posted using ShareThis

Rabu, 29 Juli 2009

Our Live is a Drama Itself....


Sering teman-teman bertanya sama Zara : Mba darimana sih ide-ide nulisnya? :) Jawaban saya biasanya begini: dari kehidupan sehari-hari. Dari yang nyata-nyata aja. Jadi sama sekali bukan muncul dari khayalan atau imajinasi. Kalau pada akhirnya menjadi sebuah fiksi, itu karena saya harus menutupi sebagian realita (yang kurang berkenan bagi yang bersangkutan dan tidak ada manfaatnya untuk diketahui orang lain..:):) 

Kenapa kita menyukai drama. Apakah itu dalam bentuk film, pagelaran teater atau bacaan/novel? Jawabannya sama seperti pertanyaan : mengapa cinta selalu ada dalam setiap karya-karya seni (tulisan, novel, film , lagu bahkan lukisan dan juga AGAMA) Karena drama dan cinta adalah bagian dari hidup kita. Ada dalam diri kita. Sehingga selalu kita tergiring untuk menyukainya. Suka karena ada persamaan dengan diri kita. Hakekat dan intinya sama. Bukankah dua orang yang punya kesamaan biasanya akan lebih mudah berkawan ? Ada ketertarikan dalam dua kesamaan. Organisasi-organisasi umumnya terbentuk sebagai sebuah kesatuan dari orang orang yang punya kesamaan. Demikian halnya sebuah negara dan keluarga, adalah persatuan dari orang-orang yang punya kesamaan.

Hidup adalah bagian dari cinta, demikian sebaliknya, tidak mungkin dipisahkan. Sebab hidup kita tidak ada tanpa Cinta orang tua dan yang terutama adalah Cinta Tuhan sang pencipta. Tidak mungkin Sang Maha menciptakan kita jika tidak dilandasi rasa cinta. Sekalipun misalnya, seorang bayi lahir sebagai hasil dari perkosaan atau hubungan semalam (bukan dari sepasang suami istri) yang tidak diharapkan kehadirannya... di dalam proses kelahiran itu tetap ada Cinta dari yang "memberi" kehidupan. 

Cinta yang serba baik itu pada akhirnya menjadi bumerang, karena banyak kita lihat cinta justru menjadi cikal bakal kebencian, pertengkaran dan permusuhan. penderitaan muncul karena dalih Cinta. Kekasih yang cemburu, tega menyakiti orang yang dicintainya. Dalam banyak kasus kriminal ada istilah Crime of Passion , yaitu kejadian kejadian kriminal (penculikan, pembunuhan, perkosaan, KDRT) yang sebetulnya dikarenakan rasa cinta yang berlebihan. Inilah DRAMA. Drama yang muncul sbagai interaksi antara rasa hakiki itu dengan alam pikiran dan materi (dunia)

Di dalam agama Budha, disebutkan bahwa penderitaan itu datang dari keinginan. Termasuk keinginan untuk 'mencintai' dan 'dicintai". Jadi sebetulnya bukan CINTA yang menjadikan hidup ini menjadi drama yang sedih melainkan "keinginan" kita. Kita yang selalu haus akan Cinta. Mau memberi cinta pada si A, tapi ditolak, akhirya jadi benci, dendam kesumat, Berharap si B mencintai kita (sesuai dengan keinginan kita) tapi tak mendapatkan, akhirnya menderita, 

Ketika CINTA mulai membutuhkan aturan dan "syarat" , ketika itulah cinta menimbulkan problema. Aturan dan syarat-syarat itu muncul dari hasil pemikiran kita. Dan pikiran itu terkontaminasi dengan alam sekitar kita , alam material, jasmaniah. Misalnya, di hampir setiap film-film, seorang pria selalu memberikan bunga atau perhiasan untuk membuktikan kesungguhan cintanya pada si wanita. Maka alam pikiran kitapun akan membentuk (dan menyimpan" MEMORY ADEGAN" itu. Pada saatnya akan membentuk citra/image yang akan membentuk "persayaratan" atau "keinginan" di benak kita. Bahwa kita ingin hubungan romantis kita dengan kekasih berakhir happy ending seperi citra/image yang kita serap dari tontonan film itu. Bahwa kesungguhan cinta dinyatakan dengan bunga dan hadiah (misalnya pada saat melamar ehem ehem..:):) Kemungkinan besar kita akan kecewa jika kemudian kekasih tidak membawa bunga atau perhiasan saat melamar melainkan dengan casual menyatakan niatnya sembari makan bubur ayam di kaki lima. Sungguh tidak romantis! Tidak sesuai dengan keinginan kita! tdak seperti image/citra yang tertanam alam benak kita! Dan karna tidak sesuai maka muncul keraguan dihati kita : Kok gini cara dia melamarku? Jangan jangan dia cuma main main, nda serius? kalo bener serius kenapa nda pake persiapan? bunga kek? Perhiasan kek? 

Itu hanya salah satu contoh saja. Drama dalam kehidupan kita dan kaitannya dengan alam pikiran (harapan, keinginan, syarat) dan kehausan kita akan Cinta yang tak akan pernah selesai sampai kita kembali berpulang pada Sang Maha Mencintai. Bahkan seorang psikopatpun sebetulnya adalah manusia yang sangat haus akan cinta. Namun persyaratan cinta yang mereka miliki sangat berbeda dengan konsep cinta manusia "normal" umumnya. Sehingga mereka digolongkan menjadi "psikopat" karena beda dengan "Mayoritas" kita yang lain. Sungguh saya pribadi sangat berusaha menghindari "label" normal dan tidak normal karena in my humble opinion itu sangat relatif sifatnya. Lebih baik mengatakan "tidak umum" daripada "tidak normal" :):)

Kalau wanita HAUS akan cinta selama menjalani hidupnya, itu juga wajar. Karena kita datang dari cinta YANG MAHA BESAR (cinta Illahi). Wajar kalau di dunia kita selalu mencari cinta, mengumpulkan cinta sebanyak-banyaknya dan wajar pula kalau kita sering tidak puas dengan cinta yang ada dan kita miliki, sebab pada hakikatnya tidak ada yang bisa MENYAMAI apalagi MELEBIHI Cinta sang Maha Pencipta... darimana kita datang (asal kita). 

Maka saat seseorang meninggal sering ditulis begini: Telah Meninggal DENGAN TENANG atau BERISTRAHAT DENGAN TENANG. Tenang karena sudah tidak lagi bergumul dengan DRAMA . Sudah tidak lagi haus akan Cinta, Sudah menemukan Cinta yang dicari, yang melimpah . Sudah kembali ke yang Maha Mencintai. 

Hidup dengan CINTA yang tak bersyarat , yang hanya memberi tak mengharap balasan sangatlah sulit. Bahan nyaris tidak mungkin :) Yang ada hanyalah berusaha mengontrol seminimal mungkin rasa ingin kita. Ndilalah dengan begitu, drama hidup kita akan jauh dari pergolakan yang mengguncang rasa sedih. Satu hal yang sudah saya coba praktekan adalah : MEMBERI pada saat kita susah (bermasalah). Sungguh ajaib...bagaimana rasa susah/menderita itu jadi ringan saat kita (saya) melihat senyum bahagia dari orang yang menerima pemberian saya.... Kebahagiaan orang itu seperti menular, menyusup dalam hati saya lalu meringankan beban masalah yang sedang bertahta di hati saya itu. 

Itulah DRAMA dan CINTA yang senantiasa ingin saya sampaikan (dalam bentuk fiksi) dalam tulisan-tulisan saya. Dunia / hidup sudah teralu padat dengan kesibukan dan masalah. berikanlah ruang dihati kita dan waktu narang sejenak untuk menyepi, membaca dengan tenang dan bergeser sesaat ke sebuah tempat bernama HENING. Pikiran perlu istirahat... dan yang bisa menyuruh sang otak untuk "istirahat sejenak berhenti mikir" hanyalah HATI. Your higher self.

Caledon, ON
Mendung Jagad Raya...



Selasa, 28 Juli 2009

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 5)

Sekelumit kisah bagian 4
“Enya..” sapa Edo penuh rasa kangen. Enya menoleh dan tersenyum.
“Papa mana ma?”
“Masih diperjalanan. Papa janji langsung kemari sepulang dari kantor sayang” sahutku.
“Masih sakit kakinya?” tanya Edo lugu.
Enya mengangguk.

“Polisi udah tau siapa yang nembak Enya , ma?” tanya Enya penuh harap.
Aku menggeleng.
“Sekarang belum. Tapi mama yakin, yang salah pasti akan tertangkap dan harus menebus kesalahannya” aku meyakinkan Enya. Entah darimana munculnya kata-kata bijak itu ke dalam benakku. “Ini mama bawain baju tidur kamu”

Enya menatap pakaian untuknya yang kukabawakan dengan traveling bag.
“Enya boleh pinjam baju tidur mama ngga?” pintanya.
“Baju tidur mama?”
Enya mengangguk.
“Supaya Enya tidurnya nyenyak di rumah sakit. Enya mau bobo pake baju mama supaya kalo kangen bisa langsung nyium bau mama dari baju tidur mama…”

===================

Sang detektif wanita yang menangani kasus Enya berdiri di ambang pintu.
“Selamat malam” ia menyapa kami dengan tatapan ramahnya. Lalu ia melangkah memperkenalkan dirinya pada Enya. “Hai Enya, saya Nancy. Bagaimana keadaan kamu?”

“Nancy ini detektif yang menangani kasus kamu, Enya. Dia yang akan menemukan orang yang menembak kamu” aku menjelaskan.

“Hai” Enya membalas sapaan detektif itu dengan senyum.
“Boleh pinjam mamamu sebentar? Saya perlu bicara dengan Anda nyonya Evan,” ujarnya tegas tapi ramah.

Aku mengangguk dan mengikuti Nancy keluar ruangan. 
Di koridor kami berbicara. Wajah Nancy nampak serius tapi tenang. Ia mengeluarkan sebuah foto dari amplop kuning di tangannya. Foto seorang wanita berambut pirang.

“Anda kenal orang ini?” tanyanya.

Baca lanjutannya di sini

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 5)


Posted using ShareThis

Minggu, 26 Juli 2009

Keinginan Versus Tujuan

Dalam note-note saya, sering saya menyarankan agar kita (manusia) berusaha mengendalikan "keinginan" kita. Karena pada kenyataannya, sebagian besar problem , kecil ataupun besar, materi maupun emosional, yang kita alami itu lahir dari keinginan. Bahkan kadang keinginan yang tersembunyi , yang kita tidak 'sadari' sebagai manifestasi dari rasa "ingin".

Contoh sederhananya saya alami sendiri sewaktu papa saya meninggal. Saya menangis siang malam bahkan saking sedihnya saya lompat dalam liang galian kubur Papa. Begitu tragis rasa sedih yang saya alami dan begitu besar rasa takut kehilangan Papa dalam diri saya. Tapi setelah momen itu berlalu pelan-pelan dalam hening saya sadari bahwa semua itu bukan rasa sedih atau takut kehilangan melainkan lahir dari sebuah rasa "ingin". Keinginan sayalah yang membuat saya merasa takut dan tidak rela ditinggalkan( sendirian di dunia ini). Keinginan saya adalah : Saya inginnya papa tetap hidup menemani saya. Atau bisa juga saya ingin tetap berdampingan dengan Papa (hiks...)

Tapi sekarang banyak yang menanyakan pada saya (banyak artinya sudah ratusan jumlahnya :) Kalau keinginan itu seringnya menyesatkan, lantas bagaimana kita hidup? Bukankah hidup harus punya keinginan/cita-cita? Pertanyaan ini membuat saya berpikir lagi. Again, dalam hening tentunya. Mana bisa mikir dalam cheos ya? :):)

Agaknya ada kesalah mengertian antara Keinginan dan tujuan. Bukan bahasanya yang salah tapi penggunaannya oleh masing-masing individu. Keinginan versi saya adalah sesuatu yang bersumber dari "rasa" dan sifatnya masih anda-andai. Saya pribadi membedakannya dengan "tujuan". Jadi yang membuat hidup punya arti adalah : Tujuan. Dan yang seringkali memberatkan hidup adalah "keinginan" (menjadi kendala)

Tujuan (sekali lagi, ini versi saya) sifatnya konkrit. Sudah ADA di depan mata. Misalnya bertujuan pergi ke Bandung dari Jakarta. Tujuan membuat kita melakukan aksi/perbuatan untuk mendapatkan atau setidaknya mengarah mendekati. Dengan kata lain tujuan itu LAHIR karena kita sudah TAHU dimana kita berada. Kalau kita belum tahu di mana kita berada ( di JakartaBogor sih sebenernya posisi kita?) itu artinya kita masih NYASAR. Jadi belum bisa membuat tujuan karena belum tahu posisi kita. Tujuan baru bisa muncul kalau kita sudah MENGENAL DIRI kita/posisi kita. Dengan kata lain tujuan ada karena ada alasan kuat.

Keinginan lebih merupakan rasa jadi belum atau bisa jadi sama sekali tidak konkrit. Tidak ada "asal' atau cikal bakalnya. Misalnya saya ingin kawin di usia 25 tahun :):) Saya ingin punya dua anak . Jika pemikiran-pemikiran ini MUNCUL disaat kita masih single...pemikiran itu adalah KEINGINAN. Karena kita artinya belum tau posisi diri kita. Wong masih single kok sudah mau kawin dan punya anak? :):) sementara kalau pemikiran itu muncul di saat kita minimal sudah punya kekasih serius/tunangan pemikiran itu menjadi Tujuan (tujuan bersama dengan sang kekasih tentunya, nda bisa tujuan priobadi karena anak dan pernikahan butuh kesepakatan 2 pihak..:):)

Keinginan juga biasanya overlap terlalu jauuuhhhh prediksinya. Seperti anak-anak balita yang lugu yang ketika ditanya mau jadi apa kalau sudah besar nanti (ini yang nanya juga kebangetan ya hi..hi.. baca aja belum lancar sudah ditanya soal karir LOL intermezo friends...) mereka akan menjawab : kalau besar nanti ingin jadi dokter. Bagi anak kecil ini sah saja..namanya anak kecil. Sedangkan kita yang sudah dewasa, sudah dibekali pengalaman hidup dan kemampuan mencari informasi, tentu tidak bisa lagi senaif itu. Tujuan membutuhkan dasar realita.

Kembali pada pertanyaan teman-teman yang aujubilah banyaknya itu... umumnya berhubungan dengan jodoh dan kepenulisan :) Jadi saya kembalikan pertanyaannya pada diri kalian semua sendiri. pepatah bilang jangan berikan ikan melainkan berikan 'kail' nya :)

Apakah rasa (keinginan/harapan) itu membuat kita frustrasi dan sedih dan bahkan putus asa? Kalau iya, artinya itu keinginan. Dan artinya keinginan itu masih terlalu jauh. Harus dibuat visible. Mundur beberapa langkah. Step by step one at the time. Keinginannya dipecah-pecah dulu menjadi beberapa tujuan dan satu per satu tujuan itu di raih seperti menaiki anak tangga. Naik liftpun kadang harus berhenti di beberapa lantai kan? Kuncinya sabar. (jangan bosen denger kata sabar). Sabar dan pasrah bukan berarti malas dan tidak berusaha. Sabar dan pasrah itu kunci supaya kita tidak frusrasi dan putus asa saat berusaha.

TUJUAn sebaliknya akan membuat kita semangat, bermotivasi seolah-olah kita bekerja tanpa pamrih. giat. Kalau kita lihat para motivator begitu menggebu-gebu semangat di acara-acara seminar. Menerbitkan begitu banyak buku dallam waktu singkat. Luar biasa! Darimana datangnya kekuatan dan energi iyu? Sedangkan kita mau nyelesaikan 10 halaman aja empot empotan :):)

Disitulah bedanya. Mereka yang seperti punya tenaga kuda memiliki TUJUAN. Tujuan melahirkan tekad kuat karena sudah tau kemana arahnya dan sudah tahu asalnya, ada landasannya. Ada alasannya kenapa mereka mengarah ke tujuan itu, atau ibaratnya sudah MANTAP. Hakul yakin. Jadi tidak ada lagi rasa cape di tengah jalan apalagi bimbang "Duh sebenernya saya bisa nda sih?" atau "Duh saya udah ketuaan kali ya?"

Jadi semua ada di dalam hati kita sendiri sendiri. Apakah cita-cita kita itu merupakan tujuan atau keinginan? Apakah kita sering merasa frustrasi , lelah, pesimis di tengah jalan? Kalau iya, artinya keinginan itu terlalu jauh. Beyond your position right now. Atau kurang realitis. bermimpi itu boleh. Gantungkan cita-citamu setinggi langit kata pepatah. TAPI... dalam meraihnya perlu strategi. seperti mau naik ke lantai 20, harus lewat tangga. Bisa juga pake helikopter tapi itupun harus usaha ke landasan helikopternya dulu dan ngecek dulu apa di lantai 20 ada helipad-nya :) intinya semua mau cepat mau lambat TETAP harus ada usaha. Sebelum aksi harus ada analisa agar aksi (yg meliputi waktu dan tenaga) tidak terbuang sia-sia.

Buat breakdown dari keinginan kita. Dan kalau bisa temukan kendala-kendala atau rasa yang menyertainya. Lalu di break down itu keinginan menjadi beberapa tujuan. Misalnya : Mau kawin dengan yang seiman (kok susah bener ya? dapetnya yg beda iman terus hiks hiks..) Kalau di-break down mungkin kira kira begini jadinya:
1. Ikuti kegiatan yang berkaitan dengan iman (agama) kita.
2. Pilih kegiatan yang isinya orang-orang seusia kita ( kalo kita cari jodoh jangan ikut arisan ibu-ibu gitu lho. Maksudnya kecuali kalo ngincer anak salah satu ibu peserta arisan ya boleh juga hi..hi..)
3. Konsisten dan YAKIN dengan tujuan kita itu (ini tujuan karena sudah ada strategi konkrit)
Sisanya hanya sabar. Dan ini baru TUJUAN jangka pendek untuk menemukan "pilihan' yg seiman dengan memasuki ruang lingkup pergaulan orang-orang seiman.

Dari sini nanti dibuat TUJUAN BERIKUT. misalnya sudah ketemu si A yg kira-kira oke, seiman dll dsbnya bikin hati deg degan. Dan seterusnya dan seterusnya step by step. Buatlah tujuan yang serealistis mungkin karena kalau terlalu tinggi/jauh/besar yg ada malah rasa kecewa karena memang sulit meraihnya.

Jadi intinya KEINGINAN adalah CITA CITA yang sah sah saja digantung setinggi langit. Sedangkan untuk meraihnya harus ada TUJUAN. Tujuan-tujuan ini sifatnya lebih jangka pendek. Satu satu, step by step. Untuk mendampingi perjalanan kita meraih tujuan menuju cita-cita ditemani sabar ikhlas dan tawakal. Amin.

Senin, 20 Juli 2009

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 4)

Sekelumit kisah bagian 3

Ya Tuhan. Zenon… tewas? Ditembak? Di bunuh? Masyallah. Siapa orangnya yang tega melakukan pembunuhan keji ini di rumah kami? Apa salah Zenon? Apa salah Enya? Apa salah kami? 
86 bulan atau lebih dari 7 tahun sudah kami menetap dirumah ini, di lingkungan ini, dan rasanya tak ada satupun musuh yang kami miliki. Bahkan aku hampir tidak pernah berselisih paham dengan tetangga di sekitar rumah kami. Yang ada hanya persahabatan, undangan undangan untuk barbeque party di musim panas atau makan malam. Yang ada hanya persahabatan. 

=======================

“Musibah bisa terjadi dimana saja, kapan saja. Tak seorangpun bisa meramalkan apa yang akan terjadi di hari esok” suara datar Oom Dewo berusaha menenangkanku melalui telepon jarak jauh. Kalau Evan tau aku menelpon Oom Dewo, tentu dia tak akan setuju. Evan tidak percaya pada hal hal spirituil, paranormal dan mistik. Akupun bukan penganut aliran gaib apapun. Tapi tak dapat kusangkal, sebagai orang Timur, pengaruh kekuatan gaib, supernatural masih lekat dalam kehidupanku sehari hari. Setidaknya di masa laluku, ketika aku masih menetap di Indonesia. Suka tidak suka, mistik sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Mau tidak mau topik mengenai mistik dan hal gaib setiap hari terdengar di lingkungan masyarakat Indonesia. Bahkan saat ini sudah banyak paranormal yang berani mengiklankan bahkan menjamin praktek mistik gaibnya secara terbuka.

Baca lanjutan kisahnya di sini

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 4)


Posted using ShareThis

Jumat, 17 Juli 2009

Kontes Tukar Link (berhadiah) dengan Blog-Zara

Blog-Zara mengajak sesama blogger untuk saling membantu meningkatkan traffic blog masing-masing. Ayuk kita tukar link blog bareng, dan ada hadiahnya untuk satu orang per bulan!

Baca ketentuannya ya, kalau ada yang kurang ya berarti tidak bisa dianggap ikutan kontes tukar link dengan blog-zara.

1. Harus berupa blog bukan website atau portal professional. Yang jelas harus blog sendiri ya, bukan blog orang hehehe…
2. Harus jadi member di blog-zara baik di Google member atau Facebook networked blog member yang tersedia di blog-zara ini.
3. Masukkan link blog ini (http://blog-zara.blogspot.com) ke blog Anda.
4. Jika ingin membuat gambar link blog-zara di blog Anda juga tidak masalah, silahkan kreasi sendiri, yang penting alamat blognya betul.
5. Sudah pasang link, jangan lupa pasang RSS (Really Simple Syndication) blog-zara ini di blog Anda sebanyak minimal 3 posting, jadi setiap ada update di blog-zara otomatis di blog Anda juga tertera judul posting terbaru. Kalau yang belum tahu caranya nanti baca aja notes di bawah cara pasang RSS.
6. Kalau sudah pasang link, harap lapor dengan cara tulis nama, email serta alamat blog Anda di kotak comment box di sini atau di menu kolom chatbox tanya zara di samping kanan menu blog ini. Jadi link blog Anda dapat dipasang di blog ini juga.
7. Setiap bulan ditentukan satu orang pemenangnya dari blog yang paling banyak mendatangkan pengunjung untuk mampir di blog-zara.
8. Yang jelas tidak boleh curang karena pasti ketahuan traffic yang masuk dari blog Anda adalah pengunjung yang samaaaa terus tiap harinya dan setiap jamnya hehehe… Jujur yang terpenting dari sini, dan setiap orang pasti ada kesempatan.
9. Hadiahnya?? Untuk bulan Agustus buku novel The Good Lawyer ya. Sementara lagi mikir nih enaknya ngasih apa ya… (buku atau yang lainnya masih dipertimbangkan) Sambil coba cari sponsor tetapi yang penting kita saling bantu dulu sesama blogger ya… Tunggu konfirmasi hadiahnya, akan di-update secepatnya, bisa aja setiap bulan hadiahnya berbeda biar gak bosen.

Cara memasang RSS
Setiap penyedia content blog pasti menyediakan fasilitas ini. Di sini hanya memberikan petunjuk di blogger.com dan wordpress.com, kalau yang lain silahkan cari infonya sendiri ya atau tanya-tanya, pasti kalau sesama blogger bisa membantu. Silahkan diskusi di comment topik yang ini kalau ada yang bingung.

Blogger
Masuk ke menu tata letak/layout, klik menu tambah gadget/add widget, akan keluar window dan pilih menu Feed. Setelah keluar window berkolom url feed, kolom itu diisi http://blog-zara.blogspot.com, klik lanjutkan, akan keluar pilihan jumlah item (standar sih 5, kalau mau dipilih 3 tidak apa-apa), lalu klik simpan/save, dan setelah itu letakkan sesuai dengan posisi yang bagus di blog Anda.

Wordpress
Masuk ke menu dashboard, lihat menu appearance, klik menu widgets di sana, setelah itu pilih menu RSS, pindahkan (drag) kotak RSS ke menu sidebar yang diinginkan, dan isi di kotak Enter the RSS feed URL here: dengan alamat blog http://blog-zara.blogspot.com, dan pilih 3 atau 5 untuk kolom How many items would you like to display?, setelah itu klik save. Kalau mau isi di kolom Give the feed a title (optional): tulis aja Tukar Link dengan Blog-Zara


Nah… sekarang kita baru tukar link, nanti kalau jumlah blogger yang partisipasi banyak, mungkin akan dipikirkan kemungkinan kerjasama selanjutnya kita mau saling ngapain lagi ya… Teruslah menulis dan teruslah blogging dengan tulisan yang bermutu :)

Senin, 13 Juli 2009

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 3)

Sekelumit kisah bagian sebelumnya

Peluru? Peluru di kaki kiri Enya? Darimana datangnya peluru itu? Bagaimana caranya peluru bisa hinggap di kaki anakku? Dirumah kami sama sekali tidak ada pistol atau senapan. Aku tak bisa berkata kata. Sungguh tak masuk akal.

Enya terbaring lemah. Di lengan kirinya ada jarum infus yang dihubungkan dengan tabung infus dengan sebuah kabel bening. Cairan putih kekuningan yang entah apa isinya, mengalir dari tabung kedalam tubuh putri sulungnya.

===================

Air mataku mengalir perlahan, merembes dari bola mataku yang terasa hangat. Membayangkan kejadian yang menimpa Enya semalam. Kupejamkan mataku erat erat berusaha menelan rasa bersalah yang kembali muncul. Di saat Enya sangat membutuhkan pertolongan , aku dan Evan malahan tidur nyenyak. Bagaimana mungkin Edo, si kecil, bisa mendengar suara tembakan itu sedangkan kami sama sekali tidak terjaga?

 “Apakah anda menggunakan obat obatan dari dokter, Nyonya Evan?” tanya sang detektif wanita siap mencatat jawabanku dengan balpoin dan buku catatan kecil ditangannya.
 “Maaf… apa pertanyaan anda?” aku balik bertanya. Belum sepenuhnya kembali kealam realita.
 “Semalam, apakah anda menelan obat obatan sebelum tidur?”
 Aku terdiam, lagi-lagi hanya kepalaku yang bisa terayun mengangguk.

Kisah selanjutnya dapat dibaca di link di bawah ini
4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 3)


Posted using ShareThis

Kamis, 09 Juli 2009

Mengapa Sastra?

Untuk semua teman-teman yang suka menulis dan membaca, catatan singkat ini Zara tulis. Mohon maaf sebelumnya karena aku tidak bisa memberikan endorsement atau pengajaran menulis secara pribadi pada semua. Bahkan kadang mau nengokin note-note tulisan teman-teman di FB / Blog aja kurang waktunya. 

Jangan pernah berhenti membaca, karena buku itu jendela dunia. Ilmu yang bisa kita simpan dan bawa kemana mana. Ilmu yang relatif lebih murah tinimbang biaya sekolah/kuliah . Ilmu yang bisa dibaca kapan kita memerlukannya, tidak seperti keharusan mengikuti jam-jam kuliah. Ilmu yang tekadang praktis to the point sesuai kebutuhan kita.

Jangan pernah berhenti menulis hanya karena putus asa. Atau karena keinginan menerbitkan buku hanya tinggal keinginan melulu (kapan terlaksananya? :):) Tulisan adalah saksi sejarah. Sekecil-kecilnya minimal sejarah hati sang penulis sendiri. Seperti sebuah diary (yang aku sendiri masih nulis berlembar-lembar setiap hari..:) yang bisa kita baca-baca ulang. Yang bisa jadi pembelajaran diri sendiri...nda selalu harus dinikmati banyak orang. 

Tanpa buku dan penulis maka tidak adalah sejarah. Tidak juga agama-agama bisa disebar luaskan..ajaran-ajaran penting lainnya... semua tersebar , menjadi besar dan diingat karena ada budaya tulis menulis. Tulisan adalah saksi jaman. Yang hari ini tidak berarti apa-apa belum tentu tak berguna dikemudian hari.

Penyanyi, politikus, artis dan profesi-profesi lain yang di luar sastra, pada akhirnya membutuhkan sastra untuk mencatat sejarahnya. Mencatat kebesaran dan perjuangannya. Semua memerlukan catatan - tulisan - untuk melestarikan kehidupannya. Jadi jangan pernah berhenti membaca karena dengan membaca terpanggil kita untuk menulis - terbiasa kita dengan jalinan kata yang akan mendatangkan kerinduan untuk terus menulis. Rindu berbuah cinta dan kalau sudah cinta , yang namanya frustrasi, kecewa, putus asa tidak lagi akan terasa. 

Yakin, menulis dan tulisan tak akan pernah sia-sia...


Rabu, 08 Juli 2009

CINTA (nya) MAYA


Novel ini, seperti biasa, adalah hasil perenungan dan perjalanan saya bersama salah satu sahabat saya. Hidup di dunia ini pada dasarnya adalah untuk berinteraksi dengan sesama. Tanpa itu keringlah hidup ini. Karena itu juga saya selalu berusaha menghargai tiap waktu yang saya miliki untuk 'berinteraksi'. Baik dengan yang sudah lama kenal, baru kenal, maupun yang belum kenal(misalnya di facebook). Karena setiap "pertemuan" itu saya yakini pasti ada "maksud" dari-Nya. Kita harus setia menjajaginya semampu kita , sebaik mungkin menyirami bibit-bibit pertemuan yang sudah dihadirkan ke hadapan kita.

Menjawab pertanyaan banyak teman mengenai IDE CERITA Zara, dan permohonan untuk mengangkat cerita hidup mereka ke novel. Setiap penulis punya cara berbeda dalam mendapatkan inspirasinya. Ada yang dari lagu, dari film, dari referensi sejarah, dari keindahan alam bahkan berimajinasi sendiri di alam khayalnya (contoh: Harry Potter) . Zara termasuk di dalam jajaran yang mendapatkan dorongan (bukan inspirasi tapi "urge" kepentingan/dorongan) dari PENGALAMAN PRIBADI Zara sendiri.

Kalau pada akhirnya cerita itu diangkat dari kisah hidup sahabat, itu karena Zara dalam prosesnya IKUT MENJALANI bersama sahabat Zara itu. Ikut merasakan. Ada di dalam momen-momen penting perjalanan hidup sang sahabat. Dengan kata lain, kita begitu akrab sampai seolah-olah Zara merasakan semuanya yg dia rasakan. Tanpa itu semua tidak ada kekuatan "Urge" dari diri ini untuk mencurahkannya dalam kata-kata.

Kalau hati sudah tersentuh, buat saya, itu merupakan pertanda bahwa kejadian tersebut adalah sesuatu yang layak di-share. Kalau hati ini (hati Zara) sudah tersentuh maka besar kemungkinan cerita itu juga akan "menyentuh" hati-hati yang lainnya (dalam hal ini pembaca karena konteks Zara sbagai penulis / memang bisanya hanya nulis thok :):)

CINTA MAYA adalah kisah nyata yang tentunya untuk menghormati berbagai pihak, dikemas dalam jalinan fiksi. Jadi masuk kategori fiksi bukan biografi :):)

Ceritanya begini : Zara sedang asyik-asyik me-recap perjalanan hidup sahabat (katakanlah namanya Maya he..he) tiba-tiba (kebetulan?) Mas Kurniawan Junaedhi kirim email, minta naskah. Aku juga baru tau kalo mas Kur ternyata bergerak di penerbitan karena dulu aku meengagumi beliau sebagai penulis :):) Karena percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang "kebetulan"(semua ada maksud-Nya dan sudah diatur oleh hidup) maka setelah selesai aku serahkan naskah Cinta Maya untuk Kutu Buku Sampurna. Dan ternyata ada kebetulan yang lain (nah ini kan jadi terbukti..bukan kebetulan ya? :):) pada bulan Mei , Zara ada urusan di Jakarta. Jadi akhirnya bisa ketemu, makan-makan dan teken-tekenan surat-surat he..he.. Seolah-olah memang semua sudah diatur sedemikian rupa. Permintaan Zara pada si mas hanya satu : covernya harus dari lukisan mba Marina Joesoef.

Zara sudah lama jadi pengamat dan penyuka lukisan lukisan Marina Joesoef. Entah kenapa seperti ada yang 'connecting' gitu. Seni menjadi media penyambung rasa. Antara Zara dan Mba Marina dan antara Zara dengan pembaca-pembaca / teman-teman Zara. Karena itu untuk mempertebal silaturahmi rasa seni, di CINTA MAYA dipadukan lah dua seni itu. Sastra & Lukisan. Alangkah indahnya sepertinya jiwa nya makin 'dapet' gitu lah kira-kira tuk menghidupkan isi tulisannya.

CINTA MAYA sarat dengan nilai-nilai kehidupan (sejauh akal Zara mampu mengejawantahkannya) akan tetapi tetap dalam gaya bahasa keseharian - bahasa yang Zara pribadi menggunakannya sehari hari gitu lo maksudnya :) Mudah-mudahan pesan tersiratnya bisa tertangkap lebih dalam dari sekedar bahasa tersuratnya. Ini adalah cerita dimana saat kita merasa ingin/akan berbuat baik....tiba-tiba hidup berubah 180 derajat membalikkan itikad baik yang mulia itu menjadi musibah. Padahal kita merasa sudah melakukan apa yang diajarkan kitab-kitab kebaikan. Kenapa hasilnya bisa salah? Berbuat baik bukan mendapat pahala melainkan hukuman.

Seringkali Zara sendiri merasakan hal yang sama walau beda konteksnya. Niat baik tapi hasilnya malah dicaci. Niat kasih nasehat eh yg dikasih nasihat malah marah he..he..(misalnya sama anak sendiri atau suami LOL) Ya kira-kira begitu.

Sahabat Zara (Maya dalam kisah ini) sekarang sudah meninggal dunia. Jadi terima kasih Zara haturkan pada putri beliau yang berurai air mata waktu membaca surat-surat Zara dan almarhum ibunya. Insyallah perjalanan hidup almarhum menjadi asupan bagi kita semua. Agar berserah pada Hidup dan jangan pernah marah pada Hidup yang seringkali membingungkan kita. Pepatah bilang : tak kenal maka tak sayang. Jadi kenalilah HIDUP yang ada di dalam diri kita = Insyallah = akan di tuntut kita olehnya dan akan nurut kita pada Hidup itu sendiri sehingga luput dari 'salah-salah jalan' :):)

Kalo aku ceritain lebih banyak lagi nanti penerbitnya marah hi..hi.. jadi tunggu aja bukunya terbit ya. Seperti biasa kesan-kesan dan foto-foto pembaca dengan BUKU nya aku tunggu tuk diposting di PAGE FACEBOOK KU :

http://www.facebook.com/pages/Zara-Zettira-ZR/31741687299


Selasa, 07 Juli 2009

Testimonial Media









Klik gambar untuk perbesar

Senin, 06 Juli 2009

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 2)

Sekelumit kisah bagian pertama
Putu Ira Sulastri, seorang perempuan Indonesia kelahiran Singaraja dari pulau dewata, yang nyasar ke negeri empat musim ini dengan embel embel klise: ikut suami. Saat sarapan bersama Edo, anak keduanya terbersit keinginan untuk membangunkan Enya (anak pertamanya). Ia dikejutkan oleh Enya yang sudah terbaring kaku, tak bergerak di atas tempat tidurnya.

=================

Desis lirihku mendadak sontak berubah jadi teriakan histeris. Kakiku ingin berlari tapi tak kuasa bergerak sama sekali. Hanya mataku yang terbelalak menatap ke atas tempat tidur, dimana Enya terbaring kaku. Sama sekali tak bergerak. Bahkan ketika kuguncang tubuhnya. Selimutnya tersingkap dan apa yang kulihat sungguh diluar dugaanku. Sungguh membuatku terpaku, tak kuasa berbuat apa-apa selain meneriakkan namanya dengan nelangsa.
 “Enyaaaaa!!!!!”
***
 “Apa yang terjadi?” tanya Evan yang baru tiba di ruang tunggu rumah sakit.
 “Aku ngga tau! Mana aku tau! Darimana aja kamu? Kenapa baru muncul sekarang?” teriakku galau. Perasaan panik, takut, marah dan sedih berkecamuk dalam kepala dan dadaku yang terasa sesak. Saking galaunya, sampai sampai aku tak mampu lagi untuk berdiri. 

Kisah selanjutnya dapat dibaca di link di bawah ini

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA (Bagian 2)


Posted using ShareThis

Sabtu, 04 Juli 2009

Berlomba dapat Novel Kebaya Wungu gratis yuk...!

Halo pembaca…
Dalam rangka terbitnya novel Kebaya Wungu, Zara mau bikin kuis.
Pemenang kuis sebanyak tiga orang masing-masing mendapat novel KEBAYA WUNGU gratis lengkap dengan tanda tangan dari ZARA.

Peraturan lomba :
1. Peserta harus subscribe di blog ini. Caranya klik di join via Google follow atau Networked blog (yang punya account facebook lebih mudah dengan yang ini) yang tersedia di blog.
2. Peserta membaca novel Cerita dalam Keheningan dan menjawab tiga pertanyaan via email (biar gak nyontek hehehe..) dan harus menulis kesan mengenai novel di blog.
3. Semua jawaban diterima sebelum tanggal 15 Agustus, pemenang diumumkan tanggal 17 Agustus.  Dipilih tiga orang yang memberi kesan terbaik.

Pertanyaannya :

Baca novel CERITA DALAM KEHENINGAN

1. Siapa nama pembantu rumah Zaira ?  
2. Apa profesi Zaira? 
3. Dimana Zaira akhirnya menetap?  
Ingat jawaban pertanyaan dikirim ke : kebaya.wungu@yahoo.com lengkap dengan nama.
Kesan novel ditulis di blog (di link posting yang ini aja) dengan mencantumkan nama yang sesuai dengan email yang masuk ya…

Ditunggu sekarang !


ini cover novel Cerita Dalam Keheningan biar gak bingung

Kamis, 02 Juli 2009

PERTEMUAN dengan TUHAN (tawaran menulis untuk teman-teman yang suka menulis)

Teman teman yang penulis atau suka menulis. Again, Zara mau ajak teman-teman untuk menyumbangkan cerita. Tapi kali ini mohon agar teknis penulisannya lebih bener ya :) maksudnya ngikuti standard teknis sebagai berikut:

1. Huruf besar untuk Nama (orang, lokasi, dll )
2. Indent untuk tiap awal dialog/percakapan
3. Tanda dialog dengan " misalnya : "Masa sih?"
4. Indent tiap paragaraf baru (jadi jangan blasssss ra oono alineanya ya..hi.hi)
5. Spasi 1,5
6. Huruf : TIMES NEW ROMANS point 12 
7. Kertas A4 kwarto
8. Minimal 25 halaman - maksimal 35 halaman ketik

Temanya kali ini : PERTEMUAN DENGAN TUHAN

Yang dimaksud di sini adalah saat/momen di mana kita merasakan betul-betul bahwa Tuhan itu ada dan SANGAT DEKAT dengan kita. Kalau aku ditanya kapan berkenalan dengan Tuhan? Jawabannya : Saat aku punya masalah/perkara berat. When I hit rock bottom thats when I found Him and He found me as well. Pada saat senang-senang atau biasa-biasa aja biasanya yang terjadi adalah Kita MENGINGAT Tuhan (misalnya bersukur, berzakat dll) tetapi kalau aku pribadi biasanya saat aku hopeless banget sdah menjerit pasrah nda bisa mikir lagi, saat itu betul-betul terasa KEDATANGAN NYA .

Momen ini yang harus di emphasized . Maksudnya di fokuskan secara detal. Suasananya, magical feeling-nya, perasaan di hati kita because personally I found it very magical almost unreal bahkan untuk menuliskan dengan kata-kata seperti nda bisa. Nda ada kata-kata yang pas tuk melukiskan suasana/ rasa yg aku rasakan.

Tujuannya , seperti biasa, untuk sharing. Karena hidup makin lama akan makin berat, sulit, persaingan makin tinggi, kesenjangan diantara kita sesama manusia juga semakin lebar. Tidak ada jalan lain untuk meringankan semua problem kita (dan juga orang lain) dengan berserah diri pada YME. Pasti ada satu titik dimana kita tidak berdaya dan harustunduk pada takdirNya. Kenyataan ini yang ingiiinnnn sekali Zara ungkapkan again, again and again. Biar nyandek. Biar tertancap dan menjadi bagian dari perilaku kita sehari hari. Cara berpikir kita, Cara menyikapi masalah dan kehidupan. Insyallah dada ini akan terasa lebih lapang. Kalau biasanya problem mengendap sampai mingguan bahkan ada yang sampai tahunan (jadi dendam), insyallah bisa berkurang itu jangka waktu sang problem. Cepet-cepet kadaluwarsa - dengan merubah cara pandang kita itu.

Last but not least, Zara pun ingin mendukung bakat-bakat menulis teman-teman semua. Seperti buku TEMAN MINUM KOPI yang merupakan proyek Zara bersama teman-teman dunia maya 3 tahun lalu... alhamdulilah akhirnya published juga :):) Lon alon asal kelakon. Sing sabar mesti dapat ganjarannya. 

Sekiranya ada yang punya kisah, punya niat tuk sharing, punya waktu tuk menulis dan punya waktu untuk SABAR... boleh dikirim ke Zara (ikutan). Zara akan coba salurkan ke penerbit syukur-syukur bisa menjadi sebuah karya (buku) yang bisa mencapai sebanyak mungkin hati. Juga bisa menggugah lebih banyak lagi yang hobby menulis :) Tapi sebelumnya Zara mohon bener-bener panjang sabar karena Zara melakukannyapun , jujur, sesempetnya. Hi..hi.. Bukan berarti nda serius, tapi berusaha realistis dengan irama kesibukan kehidupan Zara di Canada (dengan suami, 2 anak, 3 anjing, proyek renovasi rumah -yup it's still 70% done - dan pekerjaan sebagai penulis yang tetap lengkap dengan deadline-deadline-nya )

Mudah-mudahan posting ini dibaca juga sama penerbit ya...dan hasil akhirnya akan Zara edit sebelum diserahkan ke penerbit. Mengenai pemilihan naskahnya yang mana yang layak akan Zara serahkan sepenuhnya pada penerbit yang bersangkutan kelak (jadi jangan protes sama Zara he..he.. ) Zara hanya punya ide, berusaha mewujudkannya dan selanjutnya proses itu akan pindah ke tangan penerbit sebagai muara akhirnya. Kira-kira begitu sekilas prosesnya.

Untuk yang sudah siap kirim naskah, silahkan email ke : admin@baliconnections.com.
Jangan lupa di judul /subject email tulis : PERTEMUAN DENGAN TUHAN
Supaya Zara nda kelewatan/kehapus emailnya yaaaa

Tidak ada jangka waktu , namanya juga baru nyoba iseng iseng ya?:):) Nanti kalo sudah terkumpul cukup akan di-posting jika Zara sudah nda terima naskah lagi :)
Penerbit yang berminat dengan proyek buku ini juga silahkan email Zara jadi aku nda perlu keliling nawarkan proyeknya LOL. 



Rabu, 01 Juli 2009

Brambang

Anakku yg kecil (Zsolti - cowok 8 tahun) pulang sekolah jempolnya di band aid (plester). Terus aku mau buka dia nggak kasih, takut sakit. Rupanya jempolnya tu ketusuk sesuatu dan sesuatu itu nyelip dalam kulit ari-arinya. Pastinya sakit banget kan dan harus dikeluarin. Kalo bahasa Inggrisnya itu 'sliver' . Bahasa Indonesianya aku nda tau malahan :) Mungkin 'kebeler' gitu kali ya?

Anyway, aku juga pernah ngalamin (sering). Dan biasanya dulu waktu kecil tu suka digosokin brambang (bawang) . Katanya brambang itu kan panas hawanya, jadi membuka pori-pori kulit (ari) dan memudahkan potongan yg menusuk itu keluar. Ndilalah dulu itu ya di gosokin brambang aja bener sembuh. Jadi aku bilang sama anakku, mau nda digosokin onion?

Jadi ada dua options, pilihan pertama ikut metode tradisional pilihan kedua ya dicabut pake pinset kecil(yg biasa dipake buat nyabutin alis tu lo....) Anakku milih dua-duanya :) Alasannya gini (ni cara berpikir anak 8 tahun he..he ) : kalo digosokin bawang trus ditarik/cabut pake pinset lebih cepet dan maksimal hasilnya karena menggabungkan dua metode. Canggih ya cara mikirnya? :):)

Maka pergilah kami ke supermarket beli bawang sebiji. Di rumah aku potong kecil bawangnya trus tak gosokin di jempolnya. Kira-kira 2 menitan lah. Trus bener, mulai keliatan itu 'ujung' benda yang menusuk & terperangkap di bawah kulit ari nya Zsolti. Artinya permukaan kulis bener memuai/membesar porinya sehingga ujungnya mulai nongol. Very small..nda bisa di raih pake pinset :) Ya terus di gosok lagi pelan-pelan sambil di pijet-pijet gitu biar ujungnya keluar makin panjang he..he...

Akhirnya keluar juga cukup panjang sehingga bisa aku jepit pake pinset dan ditarik keluar TANPA RASA SAKIT (ya karena pori kulit sudah membesar nda menjepit nge-press lagi kan?)

It was an awesome experience...just a small thing... Anakku jadi percaya sama brambang /bawang dan khasiatnya. Besokannya dia cerita sama temen-temen bahkan gurunya. Temen-temen seumurannya takjub dan banyak bertanya-tanya (tertarik) tapi gurunya hanya tersenyum dan mengatakan pengobatan dengan bawang itu 'superstitious' :):) Maksudnya nda percaya gitu lah kira-kira.

Lesson to learn-nya bukan soal bener apa nda Brambang tu bisa ngobatin sliver tapi, betapa bedanya cara berpikir anak anak yg masih polos dengan kita orang dewasa (dalam hal ini sang guru). Anak-anak selalu positif...tidak pernah menutup diri pada hal-hal yang baru. Rasa ingin tahu besar dan selalu terbuka untuk mengetahui hal hal baru. Sementara kita yang sudah dewasa suka berasumsi... secara tidak sadar asumsi suka mebuat kita 'menutup diri' dari kesempatan mempelajari hal hal baru. Karena dulu nda pernah diajarin disekolah maka sekarang tak percaya.

Tapi anakku yang udah ngalamin sendiri tentu aja percaya banget :)

Senin, 29 Juni 2009

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA

Waktu baru menunjukkan pukul setengah enam pagi, namun matahari di musim panas sudah tak sabar ingin mengintip keluar dari peraduannya. Membangunkan setiap insan di belahan utara benua Amerika ini untuk segera memulai hari barunya. Termasuk aku, Putu Ira Sulastri. Perempuan Indonesia kelahiran Singaraja dari pulau dewata, yang nyasar ke negeri empat musim ini dengan embel embel klise: ikut suami.

Musim panas bukan masalah buat diriku, yang terbiasa bercanda dengan matahari pantai nan terik. Tapi musim-musim lainnya sering terasa terlalu dingin dan brutal untuk tubuh ukuran wanita asia yang minim lemak ini. Tulang kecil, begitu kata almarhum nenekku Ni Ketut. Gampang masuk angin, rentan pada suhu dingin. Musim semi, musim gugur dan terutama musim salju yang kulewati selama lebih dari 86 purnama di Kanada, terasa telah mengikis hampir habis persediaan energiku. 
klik link di bawah untuk melanjutkan kisahnya.

4 MUSIM, 86 PURNAMA, 1 CINTA


Posted using ShareThis

Novel Kebaya Wungu


Sekilas dari Zara
Novel Kebaya Wungu lahir inspirasinya dari nama dan watak karakter Ratu Ayu Kencana Wungu yang menurut diyakini sebagai pelopor emansipasi wanita pada jamannya karena beliau memimpin kerajaan sebesar Majapahit . 

Akan tetapi novel Kebaya Wungu ini sama sekali bukan novel sejarah. Hanya terinsiprasi oleh tokoh sejarah Ratu Ayu Kencana Wungu yang memberikan kesan mendalam dihati Zara. Beliau sebagai perempuan pemberani (termasuk berani memberontak dari norma-norma pada masa nya demi kebenaran keadilan dan kesetiaan pengabdian) . Berani menjadi dirinya sendiri. Berani berkorban untuk orang banyak dan berpegang teguh pada cinta sejati walau harus berjuang keras. Khusus soal perjuangan beliau mendapatkan cinta sejati bisa dilihat dari kisah Minak Jinggo 

Novel ini bercerita tentang fakta dan realita. Bahwasannya nilai-nilai norma masyarakat sudah dan akan terus berubah dari jaman kejaman. Hal yang dulu salah bisa berubah jadi benar. Yang dulu dianggap memalukan sekarang dianggap sudah biasa. Yang dulu tabu sekarang wajar atau malah jadi trend. Semua perubahan norma ini ikut mewarnai perjalanan hidup karakter tokoh wanita "Zainab" di novel ini. Perempuan yang biasa dipanggil "Janna" untuk mengimbangi kemajuan jaman. Nama Zainab yang sebetulnya bagus maknanya dianggap terlalu kuno ditelinga orang moderen. Bahkan kurang komersil dan agak 'ndeso' alias kampungan. Bukan cuma soal nama, Zainab juga terjebak dalam putaran lingkaran tuntutan jaman. Terbelenggu dalam dilemma antara bahagia nyata dan bahagia maya.

Apakah kebahagiaan kita datang saat kita membahagiakan orang lain? Atau bahagia sejati itu hanya milik kita sendiri dan karenanya tidak perlu memikirkan pandangan orang lain? Apakah pilihan kita yang berbeda dengan pilihan kebanyakan orang, artinya kita itu salah? Bahwa benar dan salah itu relatif sifatnya tergantung pada kultur budaya masyarakat yang bersangkutan. Namun tetap ada kebenaran yang hakiki dan sejati yang tidak tergantung pada apapun karena setiap kita telah dilahirkan dengan pengetahuan akan KEBENARAN SEJATI itu. Hanya saja banyak diantara kita yang melupakannya, tidak mau mengakui atau terlalu sibuk untuk memikirkan Kebenaran Sejati.

Biarkan hidup menuntun kita bukan sebaliknya kita ngoyo berusaha menguasai hidup kita. Novel ini memberikan pesan bahwa "anything can happen". Tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini, karena demikianlah dimata Allah sang pencipta kehidupan. Makanya wajar kalau kita sering kaget-kaget dan tidak memahami kehidupan ini. Lantaran kita menghadapinya dengan nalar otak akal pikiran manusia yang terbatas. Sesuatu yang terbatas tidak akan mampu memahami sesuatu yang tak terhingga. 

Pepatah bilang, dalamnya hati itu elebih dalam dari dalamnya samudera. Dengan kata lain, hati itu abstrak karena berbentuk rasa akan tetapi tak terbatas seperti pikiran. Apa yang bagi akal kita tidak mungkin, dimungkinkan oleh hati kita. Dan karena semua itu jangan pernah kita menutup pintu untuk APAPUN, sebab apa yang telah di berikan hidup pada kita adalah bagian dari takdir yang mau tak mau harus kita jalani dan lalui untuk sampai pada tahap kehidupan berikutnya. Pahit manis itu kembangnya kehidupan dan sementara sifatnya. Melangkah terus, hadapi dengan tabah sabar dan yakin kalau di dunia ini tidak ada yang tetap. Semua akan berubah dan berlalu selama dunia ini masih berputar.

Terimakasih pada sahabat-sahabat yang telah berpartisipasi dalam menyempurnakan kehadiran karya Zara ini. Adinda Maharaniku Miranti Serad dan Wisnu Wardhana (fotografer cover) serta semuanya di Synergy Publishing serta yang terutama, suami dan anak-anakku tercinta. Zsolt, Alaya dan Zsoltika. Karya ini merupakan terimakasihku pada sang Pencipta yang telah memberikan anugerah berupa talenta untuk bercerita pada Zara. Insyallah, tulisan Zara bisa menyentuh hati-hati pembaca semua dan membisikkan sedikit angin kedamaian di tengah hidup yang semakin sarat oleh keputus asaan dan ketidak pastian.

Semua pasti berlalu. Tidak ada kesalahan yang tidak bisa diperbaiki apalagi yang tidak terampuni oleh Dia yang Maha Pengasih dan maha Penyayang. Dan karena Dia juga Maha Kuasa maka jangan pernah putus asa karena dalam hidup tidak ada yang tidak mungkin. Bismillahirohmanirhoim. 

Namaste,
Zara Zettira ZR


Custom Search

ShareThis