Chat with Zara

Semua tulisan di blog ini adalah milik Zara Zettira ZR, dilarang menggandakan tanpa seizin penulis. Untuk isi iklan dan widget yang digunakan dalam blog bukan merupakan tanggung jawab penulis.
Ketik nama di kolom join chat, kalau jodoh ya bisa ketemu dengan Mbak Zara. Kalau belum ketemu tidak apa-apa, tunggu jadwal chat online bareng nanti ya.

Senin, 29 Juni 2009

Novel Kebaya Wungu


Sekilas dari Zara
Novel Kebaya Wungu lahir inspirasinya dari nama dan watak karakter Ratu Ayu Kencana Wungu yang menurut diyakini sebagai pelopor emansipasi wanita pada jamannya karena beliau memimpin kerajaan sebesar Majapahit . 

Akan tetapi novel Kebaya Wungu ini sama sekali bukan novel sejarah. Hanya terinsiprasi oleh tokoh sejarah Ratu Ayu Kencana Wungu yang memberikan kesan mendalam dihati Zara. Beliau sebagai perempuan pemberani (termasuk berani memberontak dari norma-norma pada masa nya demi kebenaran keadilan dan kesetiaan pengabdian) . Berani menjadi dirinya sendiri. Berani berkorban untuk orang banyak dan berpegang teguh pada cinta sejati walau harus berjuang keras. Khusus soal perjuangan beliau mendapatkan cinta sejati bisa dilihat dari kisah Minak Jinggo 

Novel ini bercerita tentang fakta dan realita. Bahwasannya nilai-nilai norma masyarakat sudah dan akan terus berubah dari jaman kejaman. Hal yang dulu salah bisa berubah jadi benar. Yang dulu dianggap memalukan sekarang dianggap sudah biasa. Yang dulu tabu sekarang wajar atau malah jadi trend. Semua perubahan norma ini ikut mewarnai perjalanan hidup karakter tokoh wanita "Zainab" di novel ini. Perempuan yang biasa dipanggil "Janna" untuk mengimbangi kemajuan jaman. Nama Zainab yang sebetulnya bagus maknanya dianggap terlalu kuno ditelinga orang moderen. Bahkan kurang komersil dan agak 'ndeso' alias kampungan. Bukan cuma soal nama, Zainab juga terjebak dalam putaran lingkaran tuntutan jaman. Terbelenggu dalam dilemma antara bahagia nyata dan bahagia maya.

Apakah kebahagiaan kita datang saat kita membahagiakan orang lain? Atau bahagia sejati itu hanya milik kita sendiri dan karenanya tidak perlu memikirkan pandangan orang lain? Apakah pilihan kita yang berbeda dengan pilihan kebanyakan orang, artinya kita itu salah? Bahwa benar dan salah itu relatif sifatnya tergantung pada kultur budaya masyarakat yang bersangkutan. Namun tetap ada kebenaran yang hakiki dan sejati yang tidak tergantung pada apapun karena setiap kita telah dilahirkan dengan pengetahuan akan KEBENARAN SEJATI itu. Hanya saja banyak diantara kita yang melupakannya, tidak mau mengakui atau terlalu sibuk untuk memikirkan Kebenaran Sejati.

Biarkan hidup menuntun kita bukan sebaliknya kita ngoyo berusaha menguasai hidup kita. Novel ini memberikan pesan bahwa "anything can happen". Tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini, karena demikianlah dimata Allah sang pencipta kehidupan. Makanya wajar kalau kita sering kaget-kaget dan tidak memahami kehidupan ini. Lantaran kita menghadapinya dengan nalar otak akal pikiran manusia yang terbatas. Sesuatu yang terbatas tidak akan mampu memahami sesuatu yang tak terhingga. 

Pepatah bilang, dalamnya hati itu elebih dalam dari dalamnya samudera. Dengan kata lain, hati itu abstrak karena berbentuk rasa akan tetapi tak terbatas seperti pikiran. Apa yang bagi akal kita tidak mungkin, dimungkinkan oleh hati kita. Dan karena semua itu jangan pernah kita menutup pintu untuk APAPUN, sebab apa yang telah di berikan hidup pada kita adalah bagian dari takdir yang mau tak mau harus kita jalani dan lalui untuk sampai pada tahap kehidupan berikutnya. Pahit manis itu kembangnya kehidupan dan sementara sifatnya. Melangkah terus, hadapi dengan tabah sabar dan yakin kalau di dunia ini tidak ada yang tetap. Semua akan berubah dan berlalu selama dunia ini masih berputar.

Terimakasih pada sahabat-sahabat yang telah berpartisipasi dalam menyempurnakan kehadiran karya Zara ini. Adinda Maharaniku Miranti Serad dan Wisnu Wardhana (fotografer cover) serta semuanya di Synergy Publishing serta yang terutama, suami dan anak-anakku tercinta. Zsolt, Alaya dan Zsoltika. Karya ini merupakan terimakasihku pada sang Pencipta yang telah memberikan anugerah berupa talenta untuk bercerita pada Zara. Insyallah, tulisan Zara bisa menyentuh hati-hati pembaca semua dan membisikkan sedikit angin kedamaian di tengah hidup yang semakin sarat oleh keputus asaan dan ketidak pastian.

Semua pasti berlalu. Tidak ada kesalahan yang tidak bisa diperbaiki apalagi yang tidak terampuni oleh Dia yang Maha Pengasih dan maha Penyayang. Dan karena Dia juga Maha Kuasa maka jangan pernah putus asa karena dalam hidup tidak ada yang tidak mungkin. Bismillahirohmanirhoim. 

Namaste,
Zara Zettira ZR


1 komentar:

  1. Ketika saya remaja dulu saat membaca karya2 mbak, yang hampir semuanya saya pun sudah lupa karena kebanyakan judulnya. tak sedikitpun saya membayangkan akan bertemu mbak, meskipun di dunia maya. Selamat atas karya2 mbak Zara, semoga, langkah2 kecil saya kesini, menyampaikan tujuan juga hasrat keinginan ketika kecil ingin menjadi penulis :)

    BalasHapus

Untuk komentar yang menggunakan id Anonymous harap cantumkan nama.

Custom Search

ShareThis