Chat with Zara

Semua tulisan di blog ini adalah milik Zara Zettira ZR, dilarang menggandakan tanpa seizin penulis. Untuk isi iklan dan widget yang digunakan dalam blog bukan merupakan tanggung jawab penulis.
Ketik nama di kolom join chat, kalau jodoh ya bisa ketemu dengan Mbak Zara. Kalau belum ketemu tidak apa-apa, tunggu jadwal chat online bareng nanti ya.

Minggu, 28 Juni 2009

Kemiripan, kesamaan, persamaan


KEBAYA WUNGU satu lagi perjalanan hidup yang membuktikan
bahwa kita semua SAMA dan status kita di dunia ini hanya ILUSI
Cuplikan email dr seorang teman (pembaca) saya:

Dear mbak Zara,
Mbakku sayang.... aku mau curhat dikit neh...
Aku baru kelar baca buku every silent...nya mbak Zara... belinya udah lama, tapi belom sempet dibaca mbak....
baru minggu ini selesai bacanya....hihi susahnya cari waktu buat baca ....hehe dah basi yah...?
Aku wondering, apa cerita itu bener2 pengalaman hidup mbak Zara ya...? atau ada bumbu2nya...? hehe
Soalnya aku amaze banget.... kok mirip sama cerita hidupku lho mbak....


Jujur, sebagai penulis rasanya luar biasa "aminnn" mendapatkan email seperti ini. Aku jawab : Lebih baik bukuku hanya laku 10 tapi semua pembacanya menangkap makna tersirat daripada laku 10 ribu copy tapi hanya dibaca sebagai kisah tersurat belaka:)

Jujur, ini bukan email pertama yang mengatakan seperti itu. Yang melihat KESAMAAN antara inti novel2 ku dengan kisah perjalanan hidup mereka. Karena pada hakekatnya perjalanan / inti kehidupan setiap kita adalah SAMA. Makanya sering aku heran melihat begitu banyak goro-goro/keriwehan/pertikaian gara-gara "perbedaan". Yang beda kan hanya "pakaiannya" alias bungkusannya saja. Segala ilusi yang terlihat oleh mata raga kita saja. Seperti buah apel yg warnanya merah - itu ilusi - karena sesungguhnya warna apel bisa apa saja selain "merah" yg klihatan oleh mata kita ini. MERAH itu ilusi karna gabungan spektrum cahaya yg membuat mata kita menangkapnya sebagai 'merah'.

Di usia yang sudah hampir 40 tahun ini telah begitu banyak yang seseorang alami (termasuk saya) Dan buat saya pribadi ini adalah titik balik. Kalau dulu saat muda kita terus 'meminta', haus dan mencari-cari sesuatu tuk "menjadi', sekarang sebaliknya. Bahasa Inggrisnya down the hill :) turun gunung. Bukan lagi meminta tapi memberi. Meminta hanya dalam doa karena Tuhan itu Maha Memberi. Meminta pada Nya adalah menyenangkan hati Nya. Sedangkan pada sesama, yg saya yakini, dalah asas memberi-menerima. balance. Harmony. Jadi dengan memberi sesungguhnya kita menerima juga.

Sekarang ini, dalam setiap tulisan, niat saya adalah MEMBERI, berbagi - sharing. Bukan mengajak berkhayal lagi seperti jaman Catatan Si Boy dulu :) Dan apa yang saya coba berikan itu terkandung sbagai makna 'tersirat' (read between the line) atau "meaning" atau "makna". Kalau kemasannya fiksi itu hanya sekedar membuat pembaca betah membacanya. Karena saya sendiri termasuk orang yang kurang sreg sama teori teori step by step :) Lebih dalam rasanya kalau kita terbawa dalam alur cerita...masuk ke dimensi baru..keluar dari dimensi ilusi (realita) dan menemukan sebuah tempat baru. Yg tenang, yang tidak terkontimnasi oleh paradigma2 asumsi2 dunia nyata.

Di dalam situlah ada KESAMAAN dalam hidup. Bahwa semua kita ini melewati 3 tahap yang sama LAHIR - Hidup - MATI. Yang mengawali dan mengakhiri Hidup itu adalah sama, yaitu Tuha, Gusti Allah, God, Allah atau apapun bahasa kita menyebut Nya. Hidup itu penuh warna berbeda versi tapi tetap sama. Apa ada manusia yang tidak pernah menderita? Yang tidak pernah sakit? yang tidak punya problem?

Pangeran William sekalipun atau Lady Diana yang memiliki segalanya, punya problem. bahkan lebih berat dari problem si Suhir, office boy yang gajinya cuma tujuh ratus ribu sebulan. Problem selalu ada hanya bentuknya berbeda. Dan kita cenderung menganggap problem kita lah yang terberat. Karna tidak bisa kita 'merasakan' penderitaan orang lain:) yg kita rasakan adalah problem kita sendiri.

Pada saat membaca pesan tersirat dalam novel saya - pada saat itulah kita melihat KESAMAAN. dan itu adalah titik balik yang (buat saya pribadi) sangat penting. Momentum. Saat kita bisa menempatkan diri kita di posisi orang lain (dalam hal ini penderitaan/problem dari tokoh dalam novel/fiksi) pada saat itulah kita punya EMPATHY. Rasa kesetia kawanan toleransi, sepenanggungan - rasa KASIH. Compassion. Pada saat itu kita BERHENTI mengasihani diri sendiri, sebaliknya mengasihi orang lain. Dan kita akan terkejut sendiri, betapa 'satisfying' (memuaskan) nya perbuatan "memberi kasih' itu!

Ibaratnya, kalau saya mampu memberikan 1 miliar sama orang lain, RASA BAHAGIA/Kepuasan saya akan LEBIH daripada kalau saya diberikan 1 miliar! Tapi tentunya untuk bisa memberikan 1 miliar pda orang, kita kan harus kerja keras mencari 1 miliar itu dulu baru bisa memberi , kan logkanya gitu?

Pada saat kita BEKERJA dengan tujuan MEMBERI... kerja itu tidak akan terasa melelahan. tiak merasa diperbudak kita oleh kerja. Itu yang saya rasakan saat menulis, saat saya berniat sharing/memberi pada pembaca. Persembahan itu sendiri maknanya adalah :memberikan sesuatu yang istimewa pada yang kita tinggikan. (Misalnya rakyat memebrikan persembahan pada raja atau umat mempersmbahkan doa pada Tuhan) Jadi posisi teman teman pembaca buat saya adalah "yang saya tinggikan'.

Tentu saja sebagai manusia yang tangannya hanya 2, tidak mungkin aku membaas satu persatu semua email /surat yang masuk. Tapi ada beberapa yang datang pada saat yang tepat (timing buat saya adalah takdir... jodoh) yang saya tanggapi sebisa saya. Sampai yang di tolong terheran2 sendiri... "Mba saya nggak nyangka mbak sampe bantuin saya nulis skripsi begini!" . Adalagi yang aku bawakan titipan buat orang tuanya ke Bali :) Apapun...selama waktunya tepat itu adalah takdir. Bahwa pada saat saya BISA, saya harus melakukan / menolong sebagai perpanjangan tangan Nya. Dan pada saat saya TIDAK BISA berarti akan datang pertolongan dari orang lain... (amin)

Belakangan ini begitu banyak pertikaian terjadi atas nama PERBEDAAN. Begitu banyaknya partai dan caleg adalah salah satu nya :) (intermezo aja ni ya...) Semua caleg menciptakan janji2 yg berusaha MEMBEDAKAN dirinya dengan yg lain. Kenapa? Bukankah sebetulnya semua caleg/calon pemimpin punya NIAT YANG SAMA? Untuk mensejahtrakan rakyatnya? :):) Kok yang di ungkit malah perbedaan2 visi nya? Karena yang satu mau kelihatan lebih cerdas lebih baik drpd yang lain.

Bayangkan jika semua KEKUATAN KECERDASAN para calon pemimpin itu DISATUKAN! Energy mereka di gunakan 100% untuk rakyat dan negara...bbukan digunakan sebagian untuk menjatuhkan yang lain. Seperto politik devide et emprea jaman Belanda saja jadinya. parahnya dilakukan oleh sudara setanah air sendiri:) dulu BERSATU untuk MERDEKA skarang sudah merdeka berpecah belah dalam kubu2 partai sendiri :) Ironis ya?

Tapi itulah politik . bukan bidang saya...:) bidang saya adalah membimbing anak2...adik-adik, teman-teman yang lelah mencari. Sharing melalui tulisan (kebisaan saya). Seperti ada teman yang suka masak, dia sharing lewat masakannya. Ada yang pandai berogranisasi, dia share dengan membuat event2... Intinya sama : Mengandalkan KESAMAAN kita sebagai manusia. Sebagai saudara satu species, saudara setanah air. Tuhan tidak sembarangan atau asal2 an menempatkan (melahirkan) saya di bumu Nusantara..dan kita semua dipilihkan tanah gemah ripah loh jinawi ini PASTI ada maksud Nya. Maksud Nya itu SAMA... untuk kebaikan.

Saya ucapkan terimakasih pada pembaca yang menemukan sesuatu yang lebih dr sekedar cerita seru dalam tulisan2 saya. udah ya, lagi terharu dulu nih...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk komentar yang menggunakan id Anonymous harap cantumkan nama.

Custom Search

ShareThis